Jepara Kota Ukir


         Jepara merupakan kota kecil yang terletak di pesisir pantai laut utara pulau jawa, kota yang dihuni penduduk sekitar  1.097.280 jiwa ini mempunyai banyak ragam budaya lokal salah satunya budaya seni ukir , ukiran yang terkenal dengan sebutan Jeporonan  yang berarti ukiran dan meubel dari Jepara  tapi sayang para ahli sejarah tidak dapat menentukan waktunya secara pasti , hanya menduga saja, ada yang berpendapat bahwa ukiran Jepara bermula sekitar tahun di bangunya masjid mantingan.
        Masjid mantingan di anggap sebagai tempat tertua di jepara yang menyimpan bukti sejarah ukiran jepara. Keahlian masyarakat jepara dalam hal ukir-ukiran di duga pembelajaran dari seorang patih keturunan China, tidak lepas peran dari seorang yang sangat berjasa yakni Raden Ajeng Kartini yang telah memperkenalkan ukiran jepara hingga mancanegara dan bisa terkenal sampai saat ini.
       Jepara terkenal sebagai kota ukir , berlahan luas dan dikelilingi banyak pohon. Dari situlah masyarakat kota jepara banyak yang memenfaatkan pohon-pohon tersebut dengan mengolah kayu-kayu dijadikan ukiran , dan mayoritas masyarakat jepara mengandalkan seni ukir sebagai mata pencaharian mereka. Ukiran jepara berkembang sangat pesat , bahkan sampai tersebar ke seluruh indonesia hingga belahan dunia
       Ukiran kota jepara terlihat sangat indah dan penuh dengan makna sehingga banyak menarik orang-orang yang mempunyai jiwa seni untuk tidak segan merogoh kocek dalam-dalam. Dengan corak yang berbeda dari ukiran-ukiran kota yang lain dan banyaknya macam corak ukiran kota yang lain dan banyaknya macam corak yang membuat ukiran jepara menjadi mahal. Tidak hanya di jual dalam bentuk ukiran saja , gambar - gambar juga di terapkan didalam pembuatan bahan-bahan meubel seperti, almari, meja,kursi,cindramata dll.
       Dan di dalam membuat patung orang jepara juga tidak kalah saing dengan kota lain. Namun, saat di jepara berdiri meubel banyak orang yang berpindah profesi, yang tadinya pengukir menjadi pengusaha meubel. hal itu yang membuat perkembangan ukir di kota jepara tidak terlalu melekat di hati masyarakat desa.
       pada tehun 1998-1999 Indonesia mengalami masa reformasi yang mana memberikan dampak yang sangat besar perekonomian di Jepara, pada saat itulah Jepara tidak lagi ramai dengan ukir-ukiran, Namun masih banyak yang sampai sekarang mempertahankan tradisi mengukir, dan tetap menjadi KOTA UKIR .

0 komentar:

Posting Komentar